Pada suatu hari, ketika sedang mengajak daisuki kecil bermain di luar rumah, aku melihat ada seekor ulat di salah satu daun keladi kecil yang ada di tepi jalan. Segera saja aku menyobek sebagian daun keladi yang ada ulatnya tersebut dan memberikannya kepada daisuki kecil agar ia dapat mengenali ulat tersebut. Daisuki kecil yang memang sudah pernah melihat dan bermain dengan ulat hijau kecil dari pohon sawi caisim ternyata sudah tidak takut lagi dengan ulat tersebut walaupun ukuran ulat keladi itu jauh lebih besar dari ulat caisim yang pernah dilihat sebelumnya.
Akhirnya dengan rasa ingin tahunya yang besar, daisuki kecil berusaha memegang ulat tersebut. Aku yang melihat hal tersebut, dan khawatir kalau daisuki kecil memegang ulat tersebut terlalu kencang yang mungkin akhirnya dapat mengakibatkan ulat tersebut cidera atau bahkan mati, berusaha untuk membujuknya agar mau mengembalikan ulat tersebut ke tempat asalnya.
Setelah beberapa kali dibujuk, akhirnya daisuki kecil mau juga untuk meletakan kembali ulat keladi tersebut ke tempat asalnya. Tetapi rupanya daisuki kecil masih merasa tertarik dan masih ingin bermain-main dengan ulat tersebut sehingga ulat yang sudah diletakan di salah satu daun keladi itu akhirnya diambil kembali dan mulai dimainkan lagi. Mak Awi, salah seorang tetangga dekat rumah, yang kebetulan melintas dan kemudian berhenti sejenak dengan tujuan untuk mengajak bermain daisuki kecil segera menghindar ketika tahu yang sedang dimainkan oleh daisuki kecil adalah seekor ulat keladi (gambar kanan), mungkin ia merasa geli atau jijik melihat ulat tersebut ya…
Beberapa kali aku berhasil kembali membujuk daisuki kecil untuk meletakan ulat keladi tersebut ke tempat asalnya, namun berkali-kali juga daisuki kecil kembali mengambil ulat tersebut dan memainkannya.
Aku terus mengikuti langkah daisuki kecil yang, karena mendengar suara teman bermain yang dikenalnya, terus berjalan menuju ke rumah salah seorang tetangga yang anaknya merupakan salah seorang teman bermain daisuki kecil sambil terus berusaha membujuknya agar mau meletakan ulat keladi tersebut. Ternyata di rumah tetangga itu sedang berkumpul beberapa orang ibu yang sedang asik ngobrol. Hampir saja para ibu itu bubar ketika melihat daisuki kecil yang sudah mendekat memperlihatkan ulat yang sedang dipegangnya. Akhinrya aku pun mengambil ulat keladi tersebut secara paksa yang membuat daisuki kecil menangis dan mengembalikan ke tempat asalnya. Maaf ya daisuki karena membuat kamu menangis…tetapi kasihan juga ulatnya ya, sudah lemes kamu mainin dari tadi..
No comments:
Post a Comment